Laura Agatha Agustina
Neysha Alaska Putri (Neysha), Nadia Kayla Ailisha (Nadia), dan Kania Sasha (Nia) adalah tiga sekawan yang sudah dekat sejak lama. Neysha, Nadia, dan Nia sudah bersahabat sejak masih TK B. Neysha, Nadia, dan Nia memiliki sebuah geng berisi mereka bertiga, yang bernama NeyNaIa. Nama NeyNaIa adalah singkatan dari nama mereka.
Neysha, Nadia, dan Nia sangat suka kulineran. Apalagi, di dekat kompleks tempat mereka tinggal, ada pujasera! Sejak kecil, mereka suka datang ke pujasera untuk icip-icip makanan. Pujasera ini menjual berbagai jenis makanan Indonesia. Awalnya, mereka hanya suka sekedar icip-icip makanan-makanan Indonesia saja. Tapi, tiba-tiba, mereka pun memiliki ide untuk mendokumentasikan kegiatan mereka selama mereka kulineran, lalu mereka upload di YouTube!
Malam Sabtu, Neysha, Nadia, dan Nia berencana untuk datang lagi ke Pujasera. Sekalian, mereka sudah beberapa hari ini tidak buat konten YouTube. Jadinya, mereka sekalian buat video. Makanan di pujasera selalu beragam, jadi ada banyak makanan yang bisa ditunjukkan. Selain untuk bersenang-senang, tujuan mereka mendokumentasikannya juga untuk menunjukkan citra makanan Indonesia, bahwa makanan Indonesia itu juga enggak kalah enak dengan makanan internasional.
“Neysha! Ayo, cepetan! Nanti keburu malam!” seru Nadia dari depan rumah Neysha.
“Sebentar!” balas Neysha, juga sedikit berteriak. Dia sedang mengobrak-abrik lemari untuk mencari kameranya. Kemarin karena kamarnya berantakan, dia lupa di mana menaruh kameranya.
Setelah 5 menit mencari, Neysha keluar dari rumah dengan kameranya. Malam itu, Neysha memakai kaus berwarna ungu muda dengan gambar bunga, celana training panjang warna hitam, dilengkapi jaket serta tas selempang. Nadia memakai blus berwarna biru dongker dan celana jeans, lengkap dengan tas ransel mininya. Sementara Nia, terlihat manis dengan kaus pink bergambar bunga melati dan celana legging hitam.
“Ayo kita berangkat!” ajak Nadia bersemangat.
“Bentar, Nad, aku belum pamit sama ibu.” Neysha menahan tangan Nadia, kemudian berteriak dari luar. “Bu, aku berangkat ke Pujasera, ya, Bu!” pamit Neysha setengah berteriak agar terdengar oleh Ibu.
“Iya, Ney! Hati-hati! Kalau menyeberang, tengok kanan-kiri dulu!” jawab ibu dari dalam.
“Oke!” seru Neysha. “Yuk!”
Mereka berjalan bergandengan tangan. Malam itu, cuaca lumayan bagus. Tidak terlalu dingin. Angin malam bertiup sepoi-sepoi. Tiga gadis itu berjalan melintasi jalan raya dan trotoar untuk sampai ke pujasera.
Setibanya di pujasera, mereka terbelalak. Hari ini, pujasera lebih ramai dari biasanya. “Waduh, ramai banget, nih. Gimana, dong?” keluh Nia.
“Kita cari meja aja dulu, baru cari makanan,” usul Neysha.
“Tapi nanti kalau pas kita cari makan, meja kita diambil orang, gimana?” tanya Nadia.
“Nanti aja cari mejanya, cari makannya dulu. Kan tujuan kita seenggaknya dapetin konten satu buat di-upload. Cari mejanya, bisa nanti. Mungkin, pas kita selesai pesan satu atau dua makanan, udah ada meja yang kosong,” usul Nia.
“Oke,” jawab Neysha dan Nadia berbarengan.
Mereka berkeliling pujasera, mencari makanan. Ternyata, hari ini pujasera sedang sangat ramai karena kedatangan salah satu YouTuber terkenal yang selalu nge-vlog di tempat-tempat makan, contohnya, ya, seperti pujasera ini. Orang-orang datang untuk melihatnya. Tapi, waktu NeyNaIa tiba, YouTuber itu sudah pergi.
Keesokan harinya di sekolah, Neysha yang sudah tiba duluan pun segera menaruh tas ranselnya di kursi. Karena datang kepagian, suasana kelas sangat sepi, sehingga Neysha pun tertidur. Tapi, bahkan sebelum bisa memejamkan mata, pintu kelas dibuka dengan keras, menampakkan Nadia dan Nia yang berlari-lari setelah mendobrak pintu.
“Aduuhh … Ada apa, sih? Pagi begini main dobrak pintu?” tanya Neysha yang merasa agak terganggu. Sementara yang ditanya, malah cengengesan. Mata Neysha tertuju pada kertas yang dibawa-bawa Nadia. “Kertas apa, tuh?”
“Nah, ini yang ingin kami kasih tahu! Tadi, kan, aku jalan ke sekolah, nih. Nah, terus aku ketemu poster ini! Ini kayaknya pas buat kita! Ayo kita ikutan!” seru Nadia, kemudian mendekatkan poster itu ke arah Neysha.
Neysha membaca sekilas poster itu, dan dia terbelalak. Ternyata, isi poster tersebut adalah pengumuman kontes. Itu adalah kontes untuk food vlogger. Jadi, mereka harus buat konten tentang makanan sebagus mungkin, sekreatif mungkin. Nanti, videonya di-upload di YouTube. Peserta kontes harus meng-copy link video YouTube mereka dan mengirimnya ke pihak kontes. Oh iya, nama kontesnya adalah Food Vlogger Contest.
“Kita ikut saja!” seru Nia. Neysha mengangguk-angguk setuju.
“Nanti kalau menang, kan, lumayan. Subscriber kita tambah banyak,” imbuh Nadia.
“Ya udah, kalau gitu, kita ikutan! Daftarnya di mana?” tanya Neysha yang antusias.
“Aku sudah daftarin kita, karena tahu kalau kita akan ikut kontesnya. Katanya, buat pengumuman pemenang akan diumumkan secara virtual lewat Zoom Meeting. Link zoom ada di bio Instagram mereka,” jelas Nadia. Neysha dan Nia langsung tersenyum lebar.
“Berarti, mulai nanti pulang sekolah, kita harus cari bahan konten! Tapi, masa kita ke pujasera lagi? Kayaknya subscriber juga udah pada bosan kita tujuannya ke pujasera terus,” kata Neysha dengan gaya berpikir. Bisa kebayang, kan, gaya berpikirnya?
“Katanya, dekat Polly Mall ada Food Street baru. Food Street itu menjual berbagai jenis makanan, dari Indonesia sampai makanan negara lainnya. Kayaknya bagus buat konten kita,” usul Nia.
“Boleh juga. Ya sudah, berarti nanti habis pulang sekolah langsung ke Food Street itu, kan, ya?” tanya Nadia memastikan. Nia mengangguk mantap.
“Yaudah, ngomonginnya nanti aja lagi. Udah mau bel ini,” ujar Neysha mengingatkan kedua sahabatnya itu. Nadia dan Nia mengangguk, lalu duduk di kursi mereka.
Waktu pengerjaan video adalah 10 hari. Tiga hari pertama, mereka menyiapkan semua keperluan untuk membuat video. Seperti kamera, penyimpanan, aplikasi edit, dan sebagainya. Hari ini, mereka akan langsung ke Food Street untuk mencari bahan video. Akhirnya, setelah berkeliling Food Street mereka menemukan sekitar 6 kios untuk menjadi bahan video. Tiga makanan lokal, dan tiga sisanya makanan asing. Mereka memutuskan agar setiap anggota NeyNaIa mendapat kesempatan bicara. Masing-masing 2 makanan.
“Ney, kamu menjelaskan makanan sushi sama rawon, ya, nanti. Kalau Nadia, nanti kamu jelasin mie aceh sama kimchi. Nah, kalau aku nanti jelasin pempek sama soto kudus,” jelas Nia. Saat ini, mereka sedang dalam perjalanan ke Food Street.
“Oke, deh!” jawab Neysha dan Nadia kompak.
Setibanya di Food Street, mereka merekam bagian Neysha lebih dahulu, di kios sushi dan rawon. Neysha sudah stand by di dekat penjual sushi itu. Nadia yang merekamnya. Nia, memperhatikan dan mencatat detail. Katanya, dicatat biar nggak lupa apa saja makanan yang sudah mereka rekam.
“Halo, Teman-Teman! Bertemu sama aku, Neysha dari NeyNaIa. Nah, hari ini, kita lagi di Food Street, di dekat Polly Mall. Hari ini, kita mau lihat-lihat cara pembuatan sushi dan rawon! Para wibu sudah tahu sushi, kan, ya? Dan masyarakat Jawa Timur, mungkin tidak asing dengan rawon. Di sini, kita bersama dengan Kak Amy, di kios sushi. Kak Amy, boleh, nggak jelasin apa aja bahan-bahan yang dipakai untuk buat sushi?” tanya Neysha.
“Halo, Teman-Teman! Nama Kakak, Kak Amy. Kakak jualan sushi, nih. Nah, untuk buat sushi, bahan-bahannya itu ada nasi, yang dibentuk bersama lauk. Nah, lauknya itu ada daging, sayuran, pokoknya macem-macem, lah!” ujar Kak Amy sambil mempersiapkan berbagai bahan untuk membuat sushi.
Hari itu, mereka memfokuskan diri untuk merekam video. Besoknya baru mengedit video. Masing-masing punya gayanya sendiri dalam menjelaskan makanan-makanan yang akan dijadikan bahan video. Kalau gayanya Neysha, dia lebih suka menjelaskan simpel dan tidak panjang-panjang. Kalau Nadia, dia lebih suka menjelaskan secara singkat, padat, dan jelas. Kalau Nia, dia suka menjelaskan secara terperinci, sampai seluk-beluk, sampai asal usul, semua informasinya akan ditanyakan sejelas mungkin. Niatnya, agar semua penonton bisa mengetahui secara detail makanan-makanan yang menjadi bahan video mereka. Tentu saja, setelah mereka menjelaskan cara pembuatan dan bahan-bahan makanan dibantu oleh penjual makanannya, mereka juga mencicipi makanannya! Tujuannya, supaya penonton juga bisa membayangkan rasa makanan tersebut, lama kelamaan ingin ikutan beli juga!
“Nah, ini sushinya, Adik-Adik! Bahan-bahan yang Kakak pakai, diusahakan simpel, sesimpel mungkin. Cara buatnya juga enggak terlalu susah, kok! Adik-Adik bisa coba bikin sushi sendiri di rumah! Selamat mencoba, ya, Adik-Adik!” Kak Amy mengakhiri penjelasan tentang cara membuat sushi dan bahan-bahannya.
“Iya, Kak. Terima kasih banyak, ya, Kak!” Ketiganya mengambil piring sushi dan mencari meja. Mereka lalu duduk dan mencicipi sushi tersebut. Nia yang tidak begitu suka makanan Jepang, hanya melihat saja.
Seterusnya, mereka sibuk berkeliling, merekam video di berbagai tempat yang sudah mereka tentukan. Karena Food Street hari itu cukup ramai, mereka baru selesai merekam semua video di sore hari. “Eh, by the way, ini yang edit video nanti siapa?” tanya Nia. Saat ini, mereka sedang berada di dalam taksi, dalam perjalanan pulang.
“Biasanya juga Nadia. Berarti yang ngedit Nadia,” jawab Neysha. Nadia hanya mengangguk-angguk setuju. Memang masing-masing anggota sudah memiliki tugasnya masing-masing.
Keesokan harinya, NeyNaIa berkumpul di rumah Neysha. Masing-masing sibuk dengan kegiatan sendiri. Neysha sibuk nimbrung dengan Nadia, memilih-milih backsound untuk video, sementara Nia, mengecek akun YouTube mereka dan membaca komentar-komentar dari penggemar-penggemar mereka.
“Huaaah … ngantuk! Udah 3 jam ini, belum selesai, Nad?” tanya Nia yang mulai bosan. Nadia menggeleng.
“Tinggal finishing, dikiiit lagi,” jawab Nadia. Dari tadi, matanya benar-benar 100% fokus menatap layar komputer. Mengedit adalah keahliannya. Dia tidak akan melewatkan detail sekecil apa pun. Neysha yang sudah kelelahan dari tadi, sudah tertidur selonjoran di atas sofa.
“Finishing-nya lama banget,” protes Nia. Tiba-tiba, Nadia menggebrak meja.
“SELESAI!” teriak Nadia bersemangat. Nia yang tadi rebahan di lantai, secepat kilat langsung bangun dan menatap layar komputer, begitu pula Neysha. Yang tadinya ketiduran, langsung bangun mendengar ucapan Nadia. Mereka bersama-sama, menonton video yang sudah diedit Nadia. Setelahnya, Nadia langsung meng-upload-nya ke Youtube, menyalin link dengan cepat, dan mengirimnya ke panitia kontes.
Setelah Nadia memencet tombol enter, untuk meng-upload video mereka, mereka langsung kompak tiduran di lantai karena kelelahan. Lega sekali rasanya. Setelah sudah mempersiapkan selama beberapa hari, mencari bahan video, akhirnya mereka bisa selesai juga.
Seminggu kemudian, mereka bertiga sudah siap di depan komputer. Mereka juga sudah join zoom meeting untuk mendengarkan siapa pemenang Food Vlogger Contest. Tentu saja mereka sangat deg-degan.
“Ya, sudah join semua, kan? Kita mulai aja, ya. Adik-Adik, yang sudah join di acara Food Vlogger Contest ini, terima kasih banyak, ya. Hari ini, secara virtual, kami selaku penyelenggara kontes akan mengumumkan pemenang Food Vlogger Contest. Penilaiannya berdasarkan dari kreativitas video, hasil edit, bahan video, semuanya pokoknya!” ujar host meeting tersebut. Namanya Kak Ana.
“Oke, langsung Kakak umumkan saja, ya. Juaranya ada juara 1, 2, dan 3. Dimulai dari juara 3. Juara 3, adalah salah satu YouTuber, BOYFOOD! Tepuk tangan, dong, semuanya!” seru Kak Ana. Semua peserta meeting langsung bertepuk tangan meriah.
“Juara kedua, ada YouTuber lainnya, EAT&EAT! Tepuk tangan, ayo, yang meriah!” Kak Ana kembali berseru. Nama NeyNaIa masih belum dipanggil. Mereka saling gemetar dan berpegangan tangan satu sama lain.
“Nah, juara satu! Juara satu adalah YouTuber juga. Juara satunya, NEYNAIA! Ayo, semuanya tepuk tangan! Tepuk tangannya yang kerasss!” seru Kak Ana. Mendengar nama mereka dipanggil, Neysha, Nadia, dan Nia langsung berpelukan senang. Tidak tahan, mereka sampai lompat-lompat kegirangan.
“Selamat, ya, buat para pemenang. Terus berkarya, dan jangan sampai kehilangan ide! Hadiahnya, nanti akan dikirim, ya! Terima kasih, yang sudah mau ikutan acara Food Vlogger Contest! Sampai jumpa lain kali!”
NeyNaIa sangat gembira. Mereka langsung memberi tahu kemenangan mereka pada orangtua. Dalam sekejap, subscriber mereka langsung bertambah banyak. Mereka juga tetap sering membuat video, mengunjungi tempat-tempat lain untuk dijadikan konten. Mereka juga tidak sombong, walaupun sekarang sudah terkenal. Di mana-mana, selalu ada fans mereka. NeyNaIa tetap rendah hati. Ternyata, mereka menang juga karena banyak juga pihak-pihak yang mengakui kemampuan edit Nadia, kemampuan merekam Neysha, dan kemampuan Nia mendeskripsikan objek yang mereka jadikan bahan video. Mereka juga terpilih, karena mereka juga mempromosikan makanan Indonesia ke penjuru dunia, karena subscriber mereka juga banyak yang dari luar negeri. Kita juga harus seperti NeyNaIa, ya, Teman-Teman! Kalau kita punya bakat, kita harus mengembangkannya, supaya bakat itu tidak hanya kita nikmati sendiri, tapi juga bisa dinikmati orang lain.
Biodata Penulis

- Nama : Laura Agatha Agustina Putri Lumban Gaol
- TTL : Jakarta, 13 Agustus 2008
- Instagram : @lauragatha.357